Ada satu perasaan yang sulit dijelaskan setelah menonton drama Korea Reply 1988: hampa. Bukan karena ceritanya kurang, justru sebaliknya—karena drama ini begitu penuh hingga terasa berat untuk berpisah. Banyak penonton menggambarkannya seperti kehilangan rumah kedua. Dan itulah yang membuat Reply 1988 bukan sekadar tontonan, melainkan pengalaman.
Kenapa Reply 1988 Cocok untuk Pemula?
Kalau kamu baru ingin masuk ke dunia drama Korea, Reply 1988 adalah pilihan yang aman sekaligus istimewa. Ceritanya sederhana, berlatar tahun 1988 di sebuah gang kecil di Ssangmun-dong, Seoul. Tidak ada intrik politik yang rumit atau konflik besar yang melelahkan. Yang ada hanyalah kehidupan sehari-hari: keluarga yang ribut tapi hangat, persahabatan yang konyol tapi setia, dan cinta yang tumbuh pelan-pelan.

Karakter-karakternya juga mudah dicintai. Mereka bukan tokoh yang “sempurna,” tapi nyata dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Dari Sung Deok-sun yang ceroboh, Choi Taek yang jenius sekaligus polos, hingga keluarga-keluarga yang punya dinamika khasnya masing-masing. Penonton cepat merasa dekat, seakan ikut menjadi bagian dari lingkungan itu.
Lebih dari Sekadar Drama Korea
Reply 1988 tidak melulu soal Korea tahun 80-an. Pesannya universal: tentang arti keluarga, persahabatan, dan pertumbuhan. Tentang betapa cepatnya waktu berjalan, dan bagaimana momen-momen kecil ternyata meninggalkan bekas yang abadi. Itulah kenapa drama ini bisa dinikmati siapa saja, meski tidak paham budaya Korea.
Di sela-sela kisah itu, musik juga menjadi pengikat emosinya. Salah satu yang paling ikonik adalah lagu Park Boram, “Hyehwadong (or Sangmundong).” Setiap kali lagu ini diputar, suasana jadi lebih syahdu—seperti sedang memeluk kenangan yang perlahan memudar. Lagu ini bukan hanya soundtrack, tapi juga medium untuk merasakan kembali hangatnya kehidupan di Ssangmun-dong.
Ending yang Membuat Hampa, namun Indah
Rasa kosong setelah menonton Reply 1988 bukanlah akhir, melainkan bukti bahwa drama ini meninggalkan sesuatu. Ia membuat kita rindu rumah, rindu obrolan kecil dengan orang terdekat, bahkan rindu masa lalu yang mungkin tidak pernah kita alami. Dan di situlah letak kekuatannya—ia membuat kita merasa pernah hidup di sana.

Reply 1988 menawarkan lebih dari sekadar drama. Ia seperti album foto hidup, penuh kenangan, penuh nuansa masa muda yang polos, dan ikatan keluarga yang tak tergantikan. Menonton drama ini ibarat membuka pintu menuju nostalgia—meskipun kamu belum pernah hidup di tahun 80-an, kamu akan merasa seperti pernah berada di sana.
Dan di situlah keindahannya: drama ini meninggalkan ruang kosong dalam hati, tapi ruang itu justru membuat kita ingin kembali lagi, seakan memanggil untuk ditonton ulang.
Penutup
Kalau kamu baru ingin mencoba dunia drama Korea, mulai dengan Reply 1988. Drama ini bukan hanya tontonan, tapi perjalanan. Perjalanan yang hangat, penuh tawa, air mata, dan kenangan. Dan jika setelah menontonnya kamu merasa hampa, jangan khawatir. Itu tandanya kamu pernah singgah di sebuah rumah bernama Ssangmun-dong, ditemani lantunan “Hyehwadong” yang akan selalu terasa dekat di hati.
Rayantara percaya bahwa setiap cerita, drama, maupun karya yang kita nikmati punya ruang untuk meninggalkan jejak di hati. Jika Reply 1988 membekas di hidupmu, mungkin ada drama lain yang juga berarti bagi orang lain. Bagikan ulasan dan refleksimu di Rayantara—karena setiap suara punya arti, dan setiap tulisan bisa jadi rumah bagi pembaca yang sedang mencari cerita.
Penulis: Rifat Ardan Sany
Sumber gambar: Imdb.com