Ada kisah yang dimulai dari rasa penasaran, lalu tumbuh menjadi keterikatan yang sulit dilepaskan. Motor TVS Max 125 pernah menjadi kawan setia di jalanan selama tiga tahun. Kokoh, nyaman, mudah dirawat, dan setiap putaran rodanya membawa keyakinan bahwa mesin ini memang diciptakan untuk bertahan. Bahkan ketika akhirnya berganti ke motor bebek bekas merk Jepang—karena bosan dengan kopling manual—nyatanya, perjalanan itu tak semanis harapan. Mungkin hanya kebetulan mendapat unit yang penuh keluhan, tapi tetap saja membuat rindu pada ketangguhan lama.

Motor TVS punya cara sendiri untuk meninggalkan jejak. Sparepart resmi bisa dipesan mudah lewat WhatsApp resminya (0877-7788-8616), dijamin original, presisi, dan harganya bersahabat. Hampir tak pernah terdengar kabar sparepart KW membanjiri pasarnya, seolah setiap bagian diciptakan untuk kesetiaan yang panjang.
Kini, kembali lagi pada merk yang sama, namun dalam wujud berbeda: TVS Apache RTR 180 keluaran 2014. Meski bukan unit baru, gaya sporty touring-nya memancarkan karakter yang tegas. Tangki besar sekitar 12 liter membuat perjalanan lebih tenang—jarang singgah ke pom bensin, lebih banyak menatap jalanan yang memanjang. Dan entah mengapa, setelah melewati satu putaran kisah, kembali pada kopling manual justru terasa seperti pulang ke rumah.

Bukan sekadar mesin dan roda, Motor TVS adalah tentang rasa yang sulit digantikan. Tentang bagaimana setiap suara knalpot dan getaran mesin membentuk kenangan yang bertahan jauh lebih lama dari usia oli.
Dan setiap kisah punya tempat untuk diceritakan. Motor TVS ini hanyalah satu dari banyak perjalanan yang layak diabadikan. Di Rayantara, cerita bukan hanya tentang tujuan, tapi juga tentang proses, pilihan, dan alasan di baliknya.
Jika memiliki kisah perjalanan, ulasan, atau refleksi seperti ini—tentang kendaraan, perjalanan hidup, atau apapun yang menggerakkan hati—bagikanlah. Publikasikan tulisanmu di Rayantara. Biarkan narasimu menjadi bagian dari cerita yang mengalir di negeri ini. Karena suara yang dibagikan, sekecil apapun, selalu punya daya untuk bergerak lebih jauh.
Penulis: Rifat Ardan Sany