Home / Sosial / Kadang Cinta Itu Cuma Soal Sering Ketemu

Kadang Cinta Itu Cuma Soal Sering Ketemu

Cinta, barangkali, bukan sesuatu yang jatuh. Ia bukan meteor yang tiba-tiba menembus malam, bukan juga dentuman besar yang mengguncang dada. Cinta lebih sering seperti embun — hadir diam-diam, tak kita sadari, tapi perlahan membasahi ruang di dalam diri.

Awalnya mungkin cuma pertemuan kecil. Tatapan yang tak disengaja, percakapan ringan di antara jeda, atau sekadar sapaan yang tak punya arti apa-apa. Tapi bukankah semua yang besar selalu berawal dari yang kecil? Pertemuan yang terulang, waktu yang saling berhimpit, hati yang tanpa sadar mulai menunggu — di situlah benihnya mulai tumbuh.

Kita sering menyangka cinta harus spektakuler: bunga, kejutan, pengakuan. Padahal, yang paling setia justru tumbuh dari kebiasaan. Dari yang setiap hari hadir, dari yang tak banyak bicara tapi selalu ada. Semakin sering bertemu, semakin sering berbagi cerita, semakin kita menyadari: ada sesuatu yang tak ingin pergi.

Dan lucunya, cinta itu tak pernah minta izin. Ia tak perlu diumumkan. Ia hanya menunggu waktu — ketika kita sadar bahwa rasa nyaman itu bukan kebetulan. Bahwa tawa kecil, perhatian sederhana, atau cara seseorang menyebut nama kita… ternyata menyimpan makna yang jauh lebih dalam.

Maka jangan heran jika suatu hari, tanpa sebab yang jelas, kita mulai rindu pada hal-hal kecil. Suara langkah di koridor, obrolan tanpa topik, bahkan diam yang bikin canggung. Semua itu bukan sekadar momen. Itu adalah serpihan waktu yang membentuk kehadiran — dan dari kehadiran itulah cinta berakar.

Cinta bukan tentang jatuh. Ia tentang tumbuh. Tentang bagaimana dua orang, perlahan tapi pasti, menanam rasa di antara waktu yang terus mempertemukan. Dan seperti pohon yang kuat karena akarnya dalam, cinta yang lahir dari pertemuan kecil akan bertahan lebih lama dari yang pernah kita sangka.

Rayantara percaya, setiap rasa memiliki ceritanya sendiri — tak semua harus besar, tapi semua pantas untuk diungkapkan.

Jika kamu punya kisah, pengalaman, atau renungan yang ingin dibagikan, tulis dan kirimkan ceritamu ke Rayantara. Sebab dari kisah kecilmu, mungkin ada hati lain yang ikut tumbuh.

Klik di sini!

Penulis: Rendra Atmaya

Sumber gambar: Freepik.com

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *