Home / Sosial / Jurnalisme Kampus: Dari Mading ke Portal Digital

Jurnalisme Kampus: Dari Mading ke Portal Digital

Ada masa ketika jurnalisme kampus identik dengan buletin cetak, majalah sederhana, atau mading di sudut gedung fakultas. Setiap edisi dicetak terbatas, diedarkan dari tangan ke tangan, dan jadi kebanggaan tersendiri kalau nama kita tertera sebagai penulis. Aroma kertas baru dan tinta cetak seperti memberi legitimasi: karya mahasiswa benar-benar nyata.

Namun, zaman berubah. Dari yang semula hanya bisa dinikmati oleh lingkup kampus, kini jurnalisme mahasiswa ikut bermigrasi ke portal digital. Media sosial, blog, hingga website membuat tulisan bisa dibaca ribuan orang, jauh melampaui pagar kampus.


Dari Cetak ke Digital: Perubahan Akses

Buletin kertas dulu punya keterbatasan distribusi. Sekarang, portal digital bisa menjangkau siapa saja, kapan saja, tanpa batas ruang dan waktu.

Kalau dulu jurnalisme kampus lebih berfungsi sebagai dokumentasi internal, kini ia bisa tampil sebagai media publik yang kredibel, menyuarakan gagasan mahasiswa untuk khalayak luas.


Tantangan Jurnalisme Kampus di Era Digital

Perubahan format ini tentu membawa tantangan baru:

  • Konsistensi konten – bagaimana menjaga agar jurnalisme kampus tidak berhenti di satu edisi.
  • Kualitas penulisan & literasi digital – mahasiswa perlu membiasakan diri menulis bukan hanya untuk dosen, tapi juga untuk publik.
  • Minim ruang publikasi – tidak semua kampus memberi ruang yang cukup untuk karya mahasiswa agar bisa diakses luas.

Peluang Besar untuk Mahasiswa

Sumber gambar: Freepik.com

Di sisi lain, peluang yang terbuka sangat besar. Tulisan mahasiswa kini bisa:

  • Menjadi portofolio profesional, bekal untuk melangkah ke dunia kerja atau akademik.
  • Menjadi ruang diskusi publik, bukan hanya konsumsi internal kampus.
  • Menjadi catatan sejarah, bahwa mahasiswa punya andil dalam menarasikan zamannya.

Kalau dulu kita bangga karya kita ditempel di mading kampus, kini saatnya kita bangga karya kita bisa diakses ribuan pembaca.


Rayantara: Ruang Baru untuk Narasi Mahasiswa

Rayantara Media Publikasi hadir untuk menjembatani kebutuhan ini. Kami menyediakan ruang publikasi digital independen bagi mahasiswa, akademisi, komunitas, hingga UMKM.

Narasi mahasiswa tidak lagi berhenti di buletin atau mading kampus, tapi bisa hidup lebih lama, lebih luas, dan lebih berdampak.

Kalau kamu punya tulisan, opini, atau cerita dari kampusmu—jangan biarkan hanya tersimpan di folder laptop atau kertas catatan. Publikasikan di Rayantara, biar gagasanmu ikut membangun literasi bangsa.

👉 Klik di sini!


— oleh Redaksi Rayantara

Sumber gambar: Freepik.com

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *