Rayantara.com – Pernahkah kamu merasa sulit tidur karena otak terus memutar ulang kejadian sepele? Atau tiba-tiba kepikiran hal-hal yang belum tentu terjadi? Kalau iya, mungkin kamu sedang mengalami overthinking. Fenomena ini bukan hanya sekadar banyak pikiran, tapi kondisi ketika otak “kelebihan beban” hingga sulit berhenti menganalisis.
Lalu, kenapa sih orang bisa jadi overthinking? Mari kita bahas bersama.
1. Tekanan Sosial dan Lingkungan
Hidup di era digital membuat kita mudah membandingkan diri dengan orang lain. Media sosial sering menampilkan “hidup sempurna” orang lain yang membuat kita merasa tertinggal. Dari sinilah muncul rasa cemas dan pikiran berlebihan: “Apakah aku cukup baik? Apakah aku sudah berhasil?”
2. Trauma atau Pengalaman Buruk di Masa Lalu
Orang yang pernah mengalami kegagalan besar, penolakan, atau kehilangan biasanya cenderung lebih rentan overthinking. Otak seakan “belajar” untuk terus waspada agar kesalahan yang sama tidak terulang. Sayangnya, kewaspadaan berlebihan ini justru membuat kita sulit menikmati hidup.
3. Perfeksionisme yang Tinggi
Perfeksionis sering menetapkan standar yang terlalu tinggi untuk dirinya sendiri. Akibatnya, setiap keputusan kecil bisa terasa sangat besar. Misalnya, hanya memilih kata dalam presentasi bisa dipikirkan berulang kali karena takut salah.
4. Kurangnya Rasa Percaya Diri
Overthinking juga erat kaitannya dengan rendahnya self-esteem. Orang yang kurang percaya diri sering kali takut dinilai buruk oleh orang lain. Karena itu, mereka terus memikirkan skenario terburuk bahkan sebelum sesuatu benar-benar terjadi.
5. Otak yang Terlalu Sibuk dengan “What If”
Manusia punya kemampuan unik untuk membayangkan masa depan. Namun, jika kemampuan ini dipakai berlebihan, muncul pola pikir “what if” (bagaimana jika). Otak tidak lagi fokus pada solusi, melainkan pada kemungkinan-kemungkinan buruk yang sering kali tidak realistis.
Dampak Overthinking
Overthinking tidak hanya melelahkan secara mental, tapi juga berdampak pada fisik. Kurang tidur, mudah stres, sakit kepala, bahkan gangguan pencernaan bisa muncul akibat beban pikiran berlebih. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa menurunkan kualitas hidup secara signifikan.
Bagaimana Mengatasi Overthinking?
Ada beberapa langkah sederhana yang bisa membantu:
- Tulis pikiranmu: dengan menulis, otak merasa sudah “mengeluarkan beban”.
- Latih mindfulness: fokus pada momen sekarang, bukan masa lalu atau masa depan.
- Batasi paparan sosial media: terlalu banyak informasi sering memperparah overthinking.
- Cari perspektif luar: ngobrol dengan orang terpercaya bisa membuat pikiran lebih jernih.
Kesimpulan
Overthinking adalah fenomena umum yang bisa dialami siapa saja. Penyebabnya beragam, mulai dari trauma masa lalu, perfeksionisme, hingga tekanan sosial. Namun, kabar baiknya, overthinking bisa dikendalikan dengan latihan mental, perubahan gaya hidup, dan dukungan lingkungan yang tepat.
Kalau kamu sering merasa terjebak di pusaran pikiran, ingatlah satu hal: tidak semua hal perlu dianalisis. Kadang, cukup jalani dan biarkan hidup mengalir.
Penulis : Muhammad Nur Imam