Home / Kesehatan / Kasus Dokter Viral di RSUD Sekayu, Polisi Turun Tangan

Kasus Dokter Viral di RSUD Sekayu, Polisi Turun Tangan

Rayantara.com – Musi Banyuasin, 18 Agustus 2025 – Pada Selasa pagi, 12 Agustus 2025, sebuah video berdurasi sekitar satu menit mendadak menyebar di media sosial. Dalam rekaman itu, terlihat dr. Syahpri Putra Wangsa, dokter spesialis penyakit dalam di RSUD Sekayu, dipaksa membuka masker oleh keluarga pasien yang emosional. Sang dokter tetap tenang sambil mencoba menjelaskan prosedur medis.

Menurut laporan dari Liputan6, keluarga pasien menilai pelayanan tidak sesuai ekspektasi ruang VVIP yang mereka bayar. Mereka menuntut tindakan cepat tanpa prosedur standar, bahkan sempat mempertanyakan identitas dokter.


Reaksi Cepat dari RSUD Sekayu

Pihak rumah sakit segera merespons. Dalam pernyataannya, RSUD Sekayu menegaskan bahwa penggunaan masker adalah bagian penting dari prosedur medis, terutama karena pasien terkait memiliki indikasi penyakit menular. Mereka juga menegaskan bahwa dr. Syahpri dikenal sebagai tenaga medis profesional yang sabar menghadapi pasien dan keluarga.

Detik mencatat bahwa rumah sakit juga akan menggelar rapat internal untuk mengklarifikasi peristiwa tersebut.


Kronologi dari Sudut Pandang Dokter

Dalam wawancara lanjutan, dr. Syahpri mengungkapkan bahwa sebelum masuk ke ruang pasien, ia sudah diperingatkan oleh perawat bahwa keluarga pasien sedang emosi. Sesampainya di ruangan, ia diminta segera melakukan tindakan medis, padahal menurut prosedur, diagnosa TBC harus melalui pengambilan dahak terlebih dahulu.

Ketegangan semakin meningkat saat keluarga mendesaknya membuka masker. Sang dokter bahkan sempat merekam situasi sebagai dokumentasi, sementara satpam berjaga di lokasi. Dalam penuturannya kepada Detik, ia menyebut menerima hinaan, ancaman verbal, hingga kata-kata kasar seperti “gila”.


Permintaan Maaf dari Keluarga Pasien

Seiring viralnya video, pihak keluarga pasien akhirnya menyampaikan permintaan maaf. Mereka mengaku menyesal, terkejut video tersebar, dan menegaskan bahwa tindakan tersebut muncul dari rasa panik semata.

Menurut IDN Times, keluarga mengaku maksud awalnya hanya memastikan yang menangani benar-benar dokter, bukan untuk melecehkan profesi medis. Permintaan maaf ini juga disampaikan langsung melalui mediasi bersama pihak rumah sakit.


Dukungan Pemerintah dan Organisasi Medis

Kasus ini mendapat perhatian serius. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengecam keras tindakan keluarga pasien dan menegaskan bahwa dokter harus mendapat perlindungan hukum. Laporan resmi pun telah diajukan ke kepolisian.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, juga ikut angkat bicara. Dalam pernyataannya yang dikutip Detik, ia meminta kasus ini ditindaklanjuti lewat jalur hukum agar ada efek jera dan tenaga medis di seluruh Indonesia merasa aman dalam bekerja.


Pelajaran Penting di Balik Kasus

Kasus ini menyoroti rapuhnya komunikasi antara dokter dan keluarga pasien di tengah ekspektasi tinggi, terutama di ruang VVIP. Prosedur medis memang sering kali butuh waktu dan tahapan yang ketat, bukan sekadar “tindakan cepat” sesuai permintaan.

Menghadapi emosi keluarga pasien memang tantangan tersendiri, namun kekerasan atau paksaan bukanlah solusi. Di sisi lain, tenaga medis pun dituntut untuk tetap sabar dan komunikatif, meski dalam tekanan.

Sebagaimana dicatat DetikHealth, kejadian ini adalah pengingat bahwa saluran resmi pengaduan harus digunakan ketika ada ketidakpuasan terhadap pelayanan, bukan dengan cara intimidasi.


Kesimpulan: Hormati Tenaga Medis, Jaga Kemanusiaan

Insiden di RSUD Sekayu bukan hanya soal viral video, tapi refleksi betapa pentingnya etika, empati, dan komunikasi dalam dunia medis. Ketika kepercayaan kepada dokter terjaga, keselamatan pasien pun lebih terjamin.

Semoga kasus ini menjadi titik balik: bahwa ruang VVIP bukan berarti kebal prosedur, dan dokter tetaplah manusia yang butuh dihargai pekerjaannya.

Penulis : Muhammad Nur Imam

Sumber foto : Polisi_Muba

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *