rayantara.com – Tangerang Selatan, 14 Agustus 2025 – Di zaman serba cepat dan terhubung lewat media sosial seperti sekarang, fenomena FOMO—Fear of Missing Out—banyak dialami terutama oleh generasi muda. Rasa takut ketinggalan membuat orang seringkali ikut-ikutan tren atau viral tanpa benar-benar memahami makna di balik apa yang mereka lakukan.
Misalnya, banyak yang dengan antusias mengikuti tantangan viral atau repost konten tanpa tahu esensi atau tujuan dari hal tersebut. Ini bukan cuma soal ingin “gaul” atau “ikut arus”, tapi terkadang juga karena tekanan sosial yang bikin kita merasa harus selalu terlihat aktif dan relevan.
Seperti yang diulas dalam artikel Kompas, FOMO bisa berdampak negatif pada kesehatan mental, membuat seseorang merasa cemas atau stres karena merasa harus selalu terlibat dalam setiap tren.
Di sinilah pentingnya untuk tidak sekadar ikut-ikutan, tapi juga paham dan kritis terhadap apa yang kita lakukan. Seperti yang pernah dibahas di Rayantara lewat artikel “Jangan Cuma Repost, Bergerak Juga Perlu,” kita diingatkan supaya tidak cuma asal repost tanpa pemahaman. Karena repost tanpa pemaknaan sama saja dengan ikut-ikutan tanpa arah. Lebih parahnya, jangan sampai kita merendahkan mereka yang memilih untuk tidak ikut-ikutan, karena pilihan itu adalah bagian dari cara mereka menjaga integritas dan identitas diri.
Fenomena FOMO ini juga mengingatkan kita pada pentingnya fondasi nilai pribadi dalam menghadapi arus tren yang cepat berubah. Sama halnya seperti bagaimana anime dan budaya populer membangun makna yang dalam di balik keseruan permukaannya, seperti yang dijelaskan di artikel Rayantara tentang “Demon Slayer dan Industri Anime Layar Lebar” atau “Analisis Simbol Ketika Bendera One Piece Bertemu Merah Putih.”
Kita juga bisa belajar dari perdebatan di ranah musik dan budaya seperti yang diulas dalam artikel “Polemik Royalti Musik di Indonesia” dan “Merah Putih One For All: Antara Mimpi Nasionalisme dan Eksekusi yang Tergesah,” bahwa makna dan pemahaman adalah kunci agar kita tidak hanya ikut tren, tapi juga bisa memberi kontribusi bermakna.
Jadi, yuk mulai lebih bijak dan sadar dalam mengikuti tren. Jangan cuma ikut arus tanpa makna, tapi ciptakan juga langkah yang bermakna untuk diri sendiri dan sekitar.
Kalau kamu punya cerita, opini, atau riset tentang fenomena sosial seperti FOMO atau hal-hal menarik lain, jangan ragu untuk berbagi lewat Rayantara. Kamu bisa langsung hubungi admin kami di sini dan jadikan karya kamu bagian dari narasi yang menginspirasi banyak orang.
Ingat, suara dan ide kamu berharga — dan di Rayantara, kami siap memberi panggung yang layak untuk itu.
Penulis : Redaksi Rayantara