rayantara.com – Tangerang, 9 Agustus 2025 – Film animasi Merah Putih: One for All seharusnya menjadi momentum bersejarah bagi perfilman Indonesia. Rencananya rilis di bioskop pada 14 Agustus 2025, tepat menjelang perayaan HUT Kemerdekaan ke-80 RI. Ceritanya sederhana tapi kuat: delapan anak dari berbagai daerah bersatu mencari bendera pusaka yang hilang demi upacara kemerdekaan.
Dari ide, ini adalah proyek impian. Pesan persatuan? Ada. Nasionalisme? Ada. Representasi budaya? Ada. Namun, ketika trailer resminya dirilis, publik dibuat terkejut — bukan karena terpukau, tapi karena kecewa.
Eksekusi yang Menuai Kritik
Banyak warganet dan kritikus menilai animasi terlihat kaku, ekspresi karakter datar, dan transisi antaradegan kurang halus. Komentar seperti “proyek mendadak” dan “animasi setara tugas sekolah” pun bermunculan di media sosial.
Masalahnya bukan pada konsep atau pesan, tapi pada eksekusi. Publik bisa merasakan bahwa ini adalah produksi yang dikebut demi mengejar tanggal rilis, bukan demi memaksimalkan kualitas.
Kenapa Kritik Ini Perlu Didengar
Industri animasi Indonesia sebenarnya punya potensi besar. Kita punya cerita lokal yang kaya, budaya visual yang unik, dan talenta yang mumpuni. Tapi ada tiga hal yang sering jadi kendala:
- Waktu produksi yang terbatas.
- Keterbatasan dukungan finansial untuk kualitas.
- Tekanan rilis sesuai momen, meski belum matang.
Kalau pola ini terus berulang, film animasi lokal akan sulit bersaing, bahkan di pasar domestik, apalagi internasional.
Harapan untuk Animasi Indonesia
Sebagai penonton sekaligus pendukung karya lokal, kami berharap Merah Putih: One for All bisa membuktikan bahwa kesan dari trailer bukanlah gambaran akhir di layar lebar. Nasionalisme seharusnya disampaikan lewat karya yang dibuat sepenuh hati, bukan sekadar memenuhi jadwal rilis.
Cinta tanah air bukan hanya soal apa yang kita buat, tapi juga bagaimana kita membuatnya.
Jika industri animasi kita berani mengutamakan kualitas daripada sekadar momentum, bukan tidak mungkin Indonesia bisa punya film animasi yang bukan hanya membangkitkan rasa bangga, tapi juga diakui dunia.
Kesimpulan
Merah Putih: One for All adalah pengingat bahwa niat baik saja tidak cukup. Diperlukan dedikasi, waktu, dan keberanian untuk mengutamakan kualitas di atas segalanya. Semoga film ini, meski menuai kritik di awal, mampu mengubah persepsi penonton saat tayang nanti.
Penulis : Muhammad Nur Imam